Sinopsis Anime – Bayangkan kamu duduk di bangku sekolah, hidupmu biasa-biasa saja, dan tiba-tiba… gadis yang kamu taksir duduk di sebelahmu. Tapi ada satu masalah kecil yang menjadi pemicu semuanya: dia selalu lupa kacamata! Itulah premis menggoda dari anime The Girl I Like Forgot Her Glasses, yang mampu membungkus rasa kikuk, manis, dan cinta remaja dengan cara yang benar-benar tak terduga.
Anime ini diadaptasi dari manga karya Koume Fujichika, yang awalnya populer lewat panel-panel singkat di media sosial. Namun siapa sangka, kisah sederhana ini menjelma jadi tontonan yang mengaduk emosi, membuat penonton tertawa malu-malu hingga mengelus dada karena terlalu slot bonus new member 100.
Mie Ai, Gadis yang Terlalu Imut Tapi Pelupa Kacamatanya
Tokoh utama perempuan, Ai Mie, adalah tipe karakter yang bisa membuat jantungmu mendadak error. Cantik, sopan, tapi punya kebiasaan aneh: dia sering lupa membawa kacamatanya ke sekolah. Akibatnya, setiap hari dia terpaksa “berinteraksi” lebih dekat dari yang seharusnya dengan teman sebangkunya, Kaede Komura.
Mie digambarkan sebagai sosok yang polos dan apa adanya. Tanpa kacamata, dia sering kali harus mendekatkan wajahnya ke buku, ke papan tulis… dan tentu saja, ke wajah Komura. Dan di sinilah letak “provokasi”-nya. Anime ini benar-benar tahu cara memainkan intensitas jarak antara dua insan yang (belum) pacaran.
Kaede Komura, Si Tukang Jaga Jarak Tapi Hati Tak Karuan
Komura adalah tipe athena168 baik-baik, tapi dengan inner monologue yang super berisik. Setiap gerakan Mie, setiap tatapan kaburnya, membuat hati Komura seperti digeledek. Namun, dia selalu berusaha tetap tenang, menjaga wibawa, dan tidak menunjukkan rasa gugupnya—meski wajahnya sering kali meledak merah seperti tomat kena matahari.
Yang membuat karakter Komura menonjol adalah ketulusan dan kesabarannya. Dia tahu Mie pelupa, tapi tidak pernah memarahinya. Justru, setiap kali Mie lupa kacamata, Komura melihatnya sebagai “kesempatan ilahi” untuk bisa lebih dekat tanpa terkesan creepy. Romantis? Iya. Sedikit bucin? Jelas. Tapi justru di situlah daya tariknya.
Kedekatan yang Tidak Di bangun Lewat Kata, Tapi Momen
Berbeda dengan anime romansa kebanyakan, The Girl I Like Forgot Her Glasses lebih menekankan “moment to moment”. Tidak banyak dialog dramatis atau pengakuan cinta yang over the top. Justru yang di tonjolkan adalah keheningan canggung, tatapan tak sengaja, dan senyum tipis yang muncul tanpa di sadari.
Setiap kali Mie mencondongkan badan untuk membaca tulisan, dan wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari Komura, kamu bisa merasakan ledakan emosi yang nyaris keluar dari layar. Semua di balut dengan animasi yang halus, penuh detail, dan komposisi visual yang mempermainkan sudut pandang secara intens.
Visual dan Musik yang Memeluk Emosi
Dari sisi visual, anime ini benar-benar tahu bagaimana membuat momen kecil terasa megah. Cahaya matahari yang masuk lewat jendela kelas, debu yang beterbangan di udara, bahkan embusan napas saat dua karakter duduk terlalu dekat—semuanya di buat dengan penuh cinta dan perhitungan. Studio animasi GoHands layak di acungi jempol karena mampu menonjolkan suasana tanpa perlu banyak kata.
Tak hanya visual, musik latar dalam slot resmi ini juga mendukung atmosfer manis yang di bangun. Piano lembut, senar yang di petik pelan, dan lagu penutup yang bikin kamu ingin tersenyum sambil meringis karena terlalu manis. Setiap episode seperti roller coaster emosi yang tidak pernah benar-benar tinggi, tapi terus membuatmu naik turun dalam lembutnya ketegangan.
Sekolah, Cinta, dan Kacamata yang Tak Pernah Ada di Tempatnya
Tema sekolah memang klise dalam anime, tapi The Girl I Like Forgot Her Glasses berhasil menawarkannya dengan cara yang segar dan menantang. Hubungan antara dua siswa ini bukan semata tentang naksir-naksiran, tapi juga tentang keberanian menghadapi rasa suka dalam keheningan.
Gaya penceritaannya santai tapi intens, visualnya imut tapi emosional, dan interaksi antar karakter benar-benar terasa alami. Ini adalah jenis anime yang membuatmu tersenyum sepanjang waktu, tapi juga merasa sedikit kesepian saat lampu kamar mulai redup setelah menonton.